Masyarakat di zaman sekarang ini
yang katanya masyarakat modern, kiranya lebih menyukai bentuk keinginan dan
kebutuhan instan. Artinya masyarakat tidak mau bersusah payah dalam sekedar mengganjal perut. Misalnya, pada
pagi hari kita mau berangkat kerja atau berangkat kuliah meraka lebih memilih
membeli roti, atau sekedar memasak mie instan yang lebih cepat dan praktis
dimakan dari pada memasak nasi/lauk dulu. Pertanyaannya, apakah makanan yang
praktis dan siap saji menjamin kesehatan kita? Bagaimana efek/dampak kesehatan
masa tua kita ketika selalu mengkonsumsi makanan tersebut? Baiklah, kiranya kita semua harus
waspada terhadap makanan siap saji di atas. Karena beberapa ahli kesehatan
berpendapat bahwa makanan ini bahwasanya mengandung berbagai pengawet dan
beragam jenis yang sangat bahaya dalam tubuh. Sudah barang tentu makanan yang
terlalu banyak mengandung pengawet akan sebagai toksik/racun dalam metabolisme tubuh kita.
Pediococcus
cerevisiae (Bakteri Pembuat Sosis)
Pediococcus adalah
genus bakteri
yang termasuk bakteri asam laktat (BAL) dengan ciri non-motil
(tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis. Sel bakteri ini terbagi ke dalam
dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (terususun empat), atau gumpalan
sel sferis yang lebih besar. Bakteri ini adalah gram positif
berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan. Genus Pediococcus termasuk golongan
fakultatif anaerob dan untuk hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi
serta mengandung faktor pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi. Bakteri
ini termasuk homofermentatif (hanya menghasilkan asam laktat)
dan tidak dapat menggunakan pentosa (karbohidrat beratom C5).
Suhu optimum
untuk pertumbuhan Pediococcus
adalah 25-30 °C dan pH optimum ± 6. Spesies dan galur dari genus ini
berbeda dalam toleransi atau ketahanannya terhadap oksigen,
pH, suhu, resistensi antibiotik, dan NaCl. Beberapa galur dari Pediococcus telah diketahui
memiliki satu atau lebih plasmid dalam berbagai ukuran, yang sebagian di antaranya
mengkodekan gen
untuk fermentasi karbohidrat dan produksi bakteriosin.
Bakteri Pediococcus
banyak digunakan dalam pembuatan sosis. Bahan baku sosis bermacam-macam
jenisnya, ada yang menggunakan daging sapi, daging ayam dan daging ikan. Sosis
adalah satu-satunya produk daging terfermentasi. Sosis yang telah diolah
kemudian disimpan pada suhu 8 derajat celcius selama 40 hari atau lebih, yang
selama waktu itu terjadi fermentasi asam laktat disertai dehidrasi daging yang
cukup. Tentu saja hal ini meningkatkan kadar garam yang bersama dengan asam
laktat mencegah pertumbuhan organisme yang merusak. Saat tumbuh pada daging, Pediococcus dapat menghasilkan diasetil yang berperan sebagai
antimikroba, namun juga dapat menghilangkan rasa makanan meskipun dalam jumlah
kecil. Contohnya Pediococcus dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada
sosis fermentasi selama masa inkubasi ( Anonim, 2011). Genus Pediococcus banyak terlibat dalam
fermentasi bagian tanaman, di antaranya adalah P. acidilactici, P.
dextrinicus, P. inopinatus, P. parvulus, dan P. pentosaceus. Sejak tahun 1985,
telah diteliti bahwa kemampuan Pediococcus sp. untuk membunuh mikroorganisme
pembusuk dan patogen dalam fermentasi daging dikarenakan kemampuannya
menghasilkan asam organik. Selain itu, fermentasi dengan bakteri ini juga
meningkatkan kestabilan makanan dalam masa penyimpanan dan menghasilkan produk
yang lebih banyak mengandung protein. Walaupun jenis ini sebagai perusak bir dan anggur,
bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan tercatat sayuran.
Adapun klasifikasi dari Pediococcus
cerevisiae adalah sebagai berikut:
Klasifikasi
|
Genus : Pediococcus
Species : Pediococcus cerevisiae
|
Jenis-Jenis
Sosis
Mengetahui
lebih jauh tentang sosis, tentunya kita tidak hanya mengetahui sebatas
pengertian sosis. Artinya masih banyak pemahaman tentang jenis-jenis sosis itu
seperti apa saja. Sedangkan paparan di atas kita baru mengemas pengertian,
ataupun sosis yang baik dan yang buruk saja.
Lebih lanjut, berdasarkan
kehalusannya, sosis dibedakan menjadi 2 yaitu :
·
Sosis kasar, pengolahannya lebih sederhana, yaitu
menggiling lemak sampai halus kemudian mencampur dengan lemak sampai merata.
·
Sosis Emulsi, tahapan terdiri dari
pencampuran, pencacahan dan pengemulsian.
- Bahan yang digunakan untuk pembuatan sosis ayam disiapkan sesuai dengan kebutuhan untuk formula resepnya yaitu dengan proses penimbangan masing-masing bahan. Proporsi masing-masing bahan tersebut akan menghasilkan sifat reologis yang berbeda-beda tergantung formulanya. Pada tahap ini ada peluang untuk melakukan kreasi dan inovasi resep (the utts department of agricultural, 1999)
- Freezing merupakan suatu pembekuan yang paling mudah, membutuhkan waktu yang sedikit dan mampu menjaga daya tahan bahan maupun produk pengoahan lebih lama. Freezing tidak dapat mensterilkan makanan atau membunuh mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan atau produk rusak, melainkan hanya mampu menginaktifkan kerja dari enzim bakteri pembusuk, sehingga dapat memperlambat kerja dari mikroba pembusuk tersebut (Jeremiah, 1996).
·
Thawing merupakan proses kelanjutan
dari proses freezing.thawing akan mengembalikan bahan baku ataupun produk dari
yang semula berbentuk fase padat menjadi fase cair. Dalam daging beku akan
mengembalikan keempukan dari daging. Suhu thawing berkisar antara 100-150C.
(Jeremiah, 1996)
- Penggilingan Daging ayam dicincang sampai halus. Tujuan dari pencincangan ini adalah pengecilan ukuran daging ayam hingga mencapai ukuran seragam guna pembentukan emulsi pada produk sosis. Kemudian daging yang telah digiling, ditimbang beratnya untuk memkudahkan pemberian bumbu-bumbu. (Forrest et all, 1975)
- Pemberian bumbu dan Pencampuran Bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan sosis menurut Lewis (1984)adalah lada, pal , bawang putih, gula dan garam. Jumlah dan variasi bumbu yang digunakan tergantung selera, daerah dan aroma yang dikehendaki. MenurutAmertaningtyas (2001)setelah daging dicincang halus , bumbu-bumbu ditambahkan pada adonan daging cincang kemudian dicampur hingga merata. Sluri dibuat dari bumbu-bumbu dan garam menggunakan dua gelas air lalu dicampur merata. Penambahan air bertujuan untuk memecah curing ingredients, memfasilitasi proses pencampuran dan memberikan karakteristik tekstur dan rasa pada produk sosis.
- Emulsifikasi adalah suatu system yang tidak stabil secara termodinamik yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur , satu diantaranya didispersikan sebagai globula-globula dalam fase cair lain. Fase yang didispersikan disebut sebagai fase terdispersi dan fase yang mendispersikan disebut sebagai fase kontinu(Martanti,2000)
- Stuffing Menurut Hui(1992) stuffing merupakan tahap pengisian adonan sosis ke dalam selongsong. Pengisisan adonan sosis ke dalam selongsong tergantung tipe sosis, ukuran kemudahan proses, penyimpanan serta permintaan konsumen.
- Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengurangi / mengeluarkan sbagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energy panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak dapat tumbuh didalamnya. Kadar air berpengaruh terhadap tekstur(Mujumdar,1995)
- Pemasakan bertujuan agar daging sosis menjadi matang, meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kekompakan struktur daging karena terjadi koagulasi protein dan dehidrasi sebagian untuk memberika rasa dan aroma tertentu, memberikan warna yang lebih menarik karena denaturasi mioglobin pembentukan nitrosihemokrom, pasteurisasi sosis dan oleh karenanya memperpanjang masas simpan produk sosis. Pemasakan dapat dilakukan dengan perebusan, pengukusasn, pengasapan, maupun kombinasi dari ketiganya selama 45-50 menit(Forrest, et al , 1975)
- Cooling Proses ini bertujuan untuk menjaga agar produk makanan teteap awet dan mikroba pembusuk yang tidak mati ataupun sel vegetatiifnya menjadi tidak aktif. Suhu chilling biasanya berkkisar antara 00 C-50 C bila terlalu lebih dari 50 C dikuatirkan bakteri tetap bekerja dan bila kerja enzim dari mikrobia pathogen maupiun pembusuk tetap aktif , maka akan menyebabkan bahan pangan tersebut akan lebih cepat rusak, serta toksik bahkan akan juga menyebabkan keracunan terhadap makanan tersebut(Geremia, 1996).
- Pengemasan Menurut Paine dan Paine (1992) beberapa syarat syarat bahan pengemas untuk bahan yang dibekukan adalah sebagai berikut:
1.
Harus mampu memberikan proteksi
terhadap kemungkinan adanya dehidrasi. Dalam keadaan udara kering (suhu dingin)
bahan pangan cenderung akan kehilangan air.
2.
Adanya oksigen bagi produk beku akan
mempercepat terjadinya rancidity terutama bahan yang mengandung lemak sehingga
bahan pengemas mampu menghalang masuknya oksigen
3.
Bila terjadi dehidrasi dan oksidasi dalam
bahan pangan yang dikemas menyebabkan terjadinya freezeburn, permukaan bahan
pangan akan mengalami pemucatan warna dan kemunduran tekstur(bahan pengemas
mampu menghalangai penguapan bahan organic sehingga aroma dan flavor bahan
dapat dipertahankan)
4.
Bagian dari wadah terluar dapat
digunakan agar embun udara atmosfer tidak meresap dalam wadah, bila terjadi
peresapan uap air kedalam bahan yang dikemas mengakibatkan pembekuan yang
berlebihan.
- PenyimpananFaktor yang mempengaruhi stabilitas penyimpanan dalam pangan meliputi: (Buckle, et al, 1987)
1.
jenis dan bahan baku yang digunakan,
2.
metode dan keefektifan pengolahan,
3.
jenis dan keadaan kemasan,
4.
perlakuan mekanis yang cukup berat
dalam produk yang dikemas dala penyimpanan, dan distribusi dan juga pengaruh
yang ditimbulkan oleh suhu dan kelembaban penyimpanan.
Manfaat Sosis Fermentasi
- Mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari nilai gizi bahan asalnya (mikroorganisme bersifat katabolik, memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna dan mensintesis vitamin kompleks dan faktor-faktor pertumbuhan badan lainnya, sebagai contoh vitamin B12, riboflavin, provitamin A)
- Meningkatkan kesehatan dengan cara meningkatkan jumlah bakteri baik dalam saluran pencernaan sehingga dapat menghindarkan dari berbagai macam penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
Pediococcus adalah
genus bakteri
yang termasuk bakteri asam laktat (BAL) dengan ciri non-motil
(tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis. Sel bakteri ini terbagi ke dalam
dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (terususun empat), atau gumpalan
sel sferis yang lebih besar. Bakteri ini adalah gram positif
berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan. Genus Pediococcus termasuk golongan
fakultatif anaerob dan untuk hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi
serta mengandung faktor pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi. Bakteri
ini termasuk homofermentatif (hanya menghasilkan asam laktat)
dan tidak dapat menggunakan pentosa (karbohidrat beratom C5).